Pupus sudah harapan Edira untuk memberikan pendidikan terbaik bagi Fara, sang putri tersayang yang kemarin baru saja 'wisuda' di TKIT dimana Fara selama 2 tahun ini menimba ilmu. Ya, meski harapannya untuk tetap bisa menyekolahkan Fara ke SDIT idola ini begitu besar, akan tetapi kenyataan berbicara lain. Fara tidak dapat diterima karena berbagai pertimbangan. Itulah penjelasan yang diterima Edira dari Panitia setelah Fara menjalani tes terakhir dua hari sebelumnya.
Hati Edira gundah, tidak diterimanya Fara karena berbagai pertimbangan masih terus menggeluti pikirannya. Apa ya kira-kira pertimbangan-pertimbangan itu? Secara umum Fara memiliki kemampuan yang memang semestinya dimiliki oleh anak seusianya, Fara juga sehat jasmani dan rohani, memiliki semangat belajar begitu tinggi, bahkan saat ini sudah lancar membaca dan menulis. Atau barangkali . . . .
Edira merasa tak berdaya. Bayangannya langsung tertuju kepada ketidakmampuannya atas komitmen menyediakan biaya yang cukup bagi putrinya. Maklum sudah setahun lebih wirausaha yang dikelola Edira lagi surut, padahal inilah satu-satunya penopang biaya bagi anak-anaknya selama ini. Itulah sebabnya tanggungjawab administrasi pendidikan bagi Fara hingga saat ini juga belum tertuntaskan.
Ditambah pula, tabungan yang ada banyak tersita untuk biaya kakak Fara yang tahun ini pula masuk Sekolah Menengah Kejuruan. Edira tak berani mengandalkan penghasilan suami yang hanya seorang tenaga honorer, itu hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Namun, Edira tak mau berandai-andai dan patah semangat. Sudahlah, Gusti Allah pasti punya rencana lain yang terbaik bagi Fara. Yang penting sekarang adalah mencari biaya secepatnya untuk menutup kekurangan administrasi yang menjadi tanggungjawabnya, serta mendapatkan tempat pendidikan yang terbaik bagi putrinya!
Duh Gusti Allah, aku bersimpuh di hadapanMU, berikanlah jalan terbaik bagi pendidikan putri hamba . . . .
0 komentar :
Posting Komentar